Tertib dalam berlalulintas merupakan cermin kepribadian sebuah bangsa..!! pesan ini disampaikan oleh Direktorat Lalu Lintas Polri bekerja sama dengan Yamaha Vixion Club Indonesia dan Yamaha Motor Kencana Indonesia. Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Boyolali,Jl.Solo-Semarang Km.23,Mojosongo,Boyolali ( 57322 ),Jawa Tengah,Indonesia .Contact person(+62)85647326161,Email : yvci_boyolali@yahoo.com,One Heart,One Soul for Safety Riding.

S.O.P ( Standard Operating Procedur ) Safety Convoy dan Touring

S.O.P ( Standard Operating Procedur ) Safety Convoy dan Touring, itu adalah prosedur dasar bagi para pengendara motor, baik itu club maupun komunitas motor. Prosedur ini gampang2 susah di terapkan.. tapi demi keamanan dan keselamatan.. prosedur ini harus dipegang teguh dan dijalankan.. prosedur ini berlaku bagi rombongan di atas 10 motor.. dan memiliki petugas2 yang diberikan tanggung jawab untuk pelaksanaannya.. Petugas2 tersebut antara lain..
  • Kapten adalah pengendara sepeda motor yang memimpin perjalanan touring.
  • Voorrijder adalah pengendara sepeda motor yang memimpin barisan konvoi.
  • Safety Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh kapten untuk mengamankan jalur atau jalan yang akan dilalui oleh peserta konvoi
  • Sweaper adalah peserta touring yang ditunjuk, untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan.
  • Technical Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh kapten sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring.
  • Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.
Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang Kapten dan setidak- tidaknya dibantu oleh 1 (satu) orang Voorrijder, 2 (dua) orang Safety Officer, 2 orang Sweaper, 1 orang Technical Officer. Jangan lupa.. Kapten adalah Pimpinan tertinggi dalam satu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring. Setiap perserta Touring.. harus mematuhi peraturan2 yang diberlakukan oleh para petugas, Seperti…
  • Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah ditentukan.
  • Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos lampu merah, berhenti sembarangan, dll.)
  • Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, melukai, meludahi, atau bentuk2 arogansi lainnya)
  • Tidak saling mendahului atau berebut jalan.
  • Tidak melakukan manuver2 atau atraksi2 berbahaya saat touring berlangsung ( lepas tangan, angkat ban, zig –zag, memainkan kenalpot berlebihan, dan aksi2 yang lainnya yang bisa membahayakan pengguna jalan lain dan peserta Touring)
  • Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas, harus masuk dalam barisan konvoi.
  • Tidak menggunakan Sirine dan Klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi Emergency. ( Sirine boleh di gunakan, jika menggunakan pengawalan Kepolisian, Surat Kepolisian, Menyalip Truck dan sejenisnya, Memberikan isyarat Touring dimulai atau memang dalam keadaan darurat.)
  • Memberikan salam penghormatan dangan mengancungkan ibu jari kanan atau kiri atau membunyikan klakson 1 kali kepada polisi yang berugas di jalanan.
  • Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi jalan ( batas maksimal 80 Kpj, untuk luar kota, dalam kota 60 Kpj.)
  • Konvoi selalu diusahakan berada di jalur Kiri.( Dalam kondisi – kondisi tertentu, boleh menggunakan jalur kanan, dengan memperhatikan kondisi sekitarnya )
  • Memberikan isyarat Sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalan lainnya, dan mengucapkan terima kasih dengan mengacungkan Ibu jari kanan atau kiri.
  • Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara.
  • Tidak Egois, pemaaf dan empaty ( mengalah ) terhadap pengendara lain ( pengguna jalan )
  • Selalu menerapkan tata cara berkendara yang aman dan benar.
  • Dapat mempertahankan suasana hati yang Positif
  • Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas Provokasi dari pengendara lain.
  • Dapat mengontrol Emosi yang berubah ubah.
Untuk kenyamanan dan keamanan, semua peserta touring & petugas tanpa terkecuali, harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :
  • Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik.
  • Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik, Ban kendaraan dalam kondisi layak jalan.
  • Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik.
  • Klakson dan Reting ( kanan dan kiri ) berfungsi dengan baik.
  • Memiliki dan membawa surat2 kendaraan serta pengenal diri ( STNK, SIM C, KTP )
  • Tools Kit standard tersedia.
  • Oli, Minyak Rem, Kampas Rem, Rantai, Ban, dalam kondisi layak pakai.
  • Bahan Bakar Full.
Naah.. jika kelengkapan Kendaraan sudah siap.. jangan lupa juga, setiap Peserta dan Petugas harus dalam keadaan Prima.. tidak dalam pengaruh Obat2an dan Alkohol, Serta melengkapi diri minimal dengan kondisi sebagai berikut:
  • Menggunakan Helm Full Face atau Half Face, dengan kondisi yang layak pakai. ( Dilarang menggunakan Helm Topi atau Cetok, atau tidak menggunakan helm sama sekali.)
  • Menggunakan sarung tangan.
  • Menggunakan sepatu
  • Memakai Body Protector, minimal Jaket tebal.
  • Membawa Jas Hujan.
  • Membawa perlengkapan P3K dan Obat2 Kesehatan untuk keperluan Pribadi
Tidak ketinggalan dengan alat bantu Petugas.. harus juga melengkapi diri minimal dengan Kondisi sebagai berikut :
  • Rompi Spotlights ( Warna Cerah atau memantul )
  • Sirine atau Klakson khusus.
  • Strobo / Blitz ( Sebagai tanda bagi pengedara lawan arahnya )
  • RF Communicator
  • Safety Flash Light ( Lampu panjang, yang bisa kedap kedip, biasa di pake Pak Polisi mengatur lalulintas )
Untuk masalah Formasi dalam berkendara saat Konvoi.. Ada 2 Tipe, Formasi 1 & Formasi 2..
  • Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang dengan yrytan Voorrijder di Depan, Para Peserta dan Kapten Konvoi serta Safety Officer, Technical Officer, paling belakang Sweaper. Jarak antar pengendara 1 – 2 Meter. Dengan simbol, mengangkat satu Jari Telunjuk Tangan ke arah Atas.
  • Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang dengan posisi Selang – Seling. Jika jumlah peserta ganjil.. Maka Sweaper berada di belakang tengah barisan. Dengan simbol mengangkat Jari posisi menunjukkan angka 2.
Jangan lupa.. Setiap simbol Formasi yang diacungkan oleh Voorrijder, Harus di ikuti dan memberi tahu para peserta dibelakangnya, dengan simbol yang sama…
formasi
Dibawah ini adalah contoh gambar Isyarat, saat start konvoi, saat konvoi, dan saat convoi berhenti…
ISYARAT DIMULAINYA TOURING
  • Mengancungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai Touring.
  • Isyarat ini diawali oleh Voorrijder, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakandirinya siap memulai Touring.
  • Kondisi siap berangka adalah, perlengkapan pengendara telah selesai dipakai ( sarung tangan, helm, dll ) mesin motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu Hazard atau lampu sign kanan telah menyala.
  • Kapten melakukan Inspeksi hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap ( mengancungkan ibu jari )
  • Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas Touring telah siap, maka Kapten kembali keposisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan kepada Voorrijder dengan tanda mengancungkan ibu jari tangan.
ISYARAT SELAMA TOURING
  • Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa Konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, dan harus diikuti oleh semua peserta Touring.( Gambar 1 )
  • Mengayunkan tangan ke arah bawah, adalah tanda unuk memperlambat kecepatan dan berhati – hati. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, Safety Office serta Sweaper dan harus diikuti oleh peserta Touring.( Gambar 2 )
  • Mengarahkan Tangan ke arah Kanan atau Kiri, adalah tanda bahwa Konvoi berbelok ke arah Kanan atau Kiri. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, dan diikuti oleh peserta Touring ( Gambar 3 )
  • Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk berhenti. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, Safety Officer, Sweaper dan diikuti oleh semua peserta Touring. ( Gambar 4 )
  • Menurunkan Kaki Kiri atau Kanan, adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan di sisi Kiri atau di sisi Kanan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Pembatas Jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali oleh Voorrijder dan di ikuti oleh para peserta Touring.(Dilarang memberi tanda ke arah Pengguna jalan lain yang berada di jalur kanan lalu lintas ) Gambar 5.
  • Menurunkan kedua Kaki Kiri dan Kanan adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Polisi Tidur, Perbatasan Jembatan, Rel Kereta Api, dll.( Gambar 6 )