Tertib dalam berlalulintas merupakan cermin kepribadian sebuah bangsa..!! pesan ini disampaikan oleh Direktorat Lalu Lintas Polri bekerja sama dengan Yamaha Vixion Club Indonesia dan Yamaha Motor Kencana Indonesia. Yamaha Vixion Club Indonesia Chapter Boyolali,Jl.Solo-Semarang Km.23,Mojosongo,Boyolali ( 57322 ),Jawa Tengah,Indonesia .Contact person(+62)85647326161,Email : yvci_boyolali@yahoo.com,One Heart,One Soul for Safety Riding.

Anniversary YVCI Chapter Boyolali #1


” KAMI BOLEH TIDAK PUNYA APA - APA…TETAPI KAMI MASIH MEMILIKI HARAPAN YANG AKAN KAMI RAIH. KAMI SELALU BERKATA PADA DIRI KAMI MASING2_ BAHWA ESOK AKAN LEBIH BAIK DAN PENUH HARAPAN _ JADI PUTUS ASA TIDAK ADA DALAM KAMUS HIDUP KAMI . BILA KAMI SELALU PUNYA HARAPAN, MAKA AKAN ADA MASA DEPAN YANG CERAH. HARAPAN ADALAH KEHIDUPAN!!!”
********

Kami harus selalu berharap, bahwa perjalanan hidup kami akan lebih baik pada esok hari , bagaimana pun keadaan kami pada saat ini dengan merubah diri kami menjadi semakin baik. Karena kami masih punya kemauan dan semangat.

Keep Brotherhood to All........ , Telaga Sarangan, 24 Oktober 2010

Safety Riding.. Apaan Sih ?

Kondisi seperti saat ini membuat sepeda motor menjadi pilihan paling praktis dan ekonomis sebagai alat transportasi baik pribadi maupun keluarga. Kemampuan melalui jalan yang relatif kecil (selap selip) seakan membuat motor menjadi kendaraan ?bebas macet? dan efektif, sementara itu juga konsumsi BBM yang sangat irit membuat kendaraan ini sangatlah ekonomis.
Namun sayang juga ketika demikian mudahnya memperoleh sepeda motor, tetapi tidak dibarengi dengan kesadaran untuk belajar berkendara dengan baik dan aman. Masih banyak kita lihat orang mengendarai motor dengan sekencang - kencangnya, atau sangat lambat dan lain-lain yang membahayakan dirinya juga orang lain disekitarnya. Menurut survey tim safety riding course, lebih dari 50% kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri, selain faktor kendaraan dan lingkungan.
Mungkin disinilah perlunya kita ikut suatu klub motor. Apakah itu klub motor sejenis maupun klub motor berbagai merek, yang penting adalah klub yang bisa membina kita menjadi bikers yang baik dan tertib. Klub motor yang baik salah satunya adalah klub yang peduli dengan keselamatan dan keamanan berkendara. Beberapa klub yang saya kenal, melakukan acara khusus untuk melatih dan memberi pencerahan tentang keselamatan dan keamanan berkendara. Bahkan untuk menggelar acara tersebut dilibatkan juga beberapa vendor sebagai sponsor, yang artinya semua sepakat akan pentingnya keselamatan.
Safety Riding ! Sama halnya dengan istilah Safety Driving bagi pengguna mobil, istilah Safety Riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dalam pelatihan Safety Riding, disajikan dalam teori dan praktek. Umumnya dalam teori dijelaskan seputar keselamatan berkendara, pentingnya pemanasan tubuh saat hendak berkendara, kesiapan kendaraan, posisi berkendara yang ideal, dan lain-lain.
Kesiapan berkendara yang diperlukan untuk sepeda motor antara lain:
  • Sarung Tangan, sebaiknya memiliki lapisan yang dapat menutupi kedua belah tangan dan bahan yang dapat menyerap keringat serta tidak licin saat memegang grip/handle motor.
  • Jaket, sebaiknya mampu melindungi seluruh bagian tubuh baik dari terpaan angin maupun efek negatif kala terjadi benturan baik kecil maupun besar.
  • Helm (minimal Half Face), sebaiknya mampu memberikan proteksi lebih kepada kepala, poin inilah yang selalu dilewatkan oleh tipikal bikers pengguna helm ?catok? dan sejenisnya.
  • Sepatu, haruslah mampu memberikan kenyamanan serta keamanan bagi seluruh lapisan kaki.

Secara umum untuk pelatihan praktek Safety Riding diajarkan:
  • Teknik pengereman, dengan hanya mengandalkan rem depan, rem belakang, dan kombinasi keduanya. Teknik ini untuk membiasakan bikers untuk membedakan fungsi dua sisi rem saat hendak berhenti ber-akselerasi.
  • Teknik ?slalom?, dengan cone di lintasan. Teknik ini untuk melihat kemampuan peserta menikung dengan cepat dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya.
  • Teknik berjalan di lintasan ala ?bumpy-road?, teknik ini untuk membiasakan bikers untuk memberi kenyamanan saat jalan tidak mulus atau bergelombang.
  • Teknik berkendara di lintasan lurus dan sempit, berupa bilah dengan asumsi kendaraan berjalan di jalan kecil dan diliputi kemacetan. Teknik ini untuk membiasakan diri bagi bikers untuk tetap dapat melakukan handling tanpa menurunkan kaki dalam kecepatan rendah.

Perangkat keamanan semacam decker lutut dan siku plus helm menjadi wajib untuk peserta pelatihan Safety Riding.
Dari materi-materi seperti inilah diharapkan muncul niatan dari para pengendara untuk membiasakan diri sendiri memberi upaya keselamatan berkendara. Gampang-gampang susah, itu ternyata pendapat yang muncul di benak peserta setelah semua sesi praktek dilapangan dilakukan. Dari sekian banyak poin yang dipelajari peserta semua memiliki arti masing-masing dengan kesimpulan bahwa keselamatan berkendara amatlah dibutuhkan untuk mengurangi angka kecelakaan dijalan. Ya ! Semua dimulai dari diri sendiri, alangkah baiknya jika hasil kursus singkat ini dapat dibagi dengan rekan-rekan lain sesama pengendara.
Buktikan bahwa kita mampu berkendara dengan baik, tidak sembrono, tidak ugal-ugalan, patuh lalu-lintas, dan menghormati sesama pengguna jalan serta memberi contoh positif kepada sesama pengguna jalan.

Belok Bukan Sembarang Belok

Kesadaran masing-masing pengemudi baik itu mobil dan motor terhadap aturan-aturan yang tidak tertulis, berkaitan dengan tata krama di jalan juga dapat berpengaruh terhadap tingkat terjadinya kecelakaan. Yang menjadi masalah adalah tidak semua orang mempunyai kesadaran, pola berpikir, tata krama yang sama di jalan.
Artikel ini di buat untuk mencoba menyampaikan aturan tidak tertulis tadi yang semoga dapat diingat selalu saat kita berkendara baik dengan motor maupun mobil di jalan.
BELOK - 1
Belok 1Sering terjadi saat mobil (C) akan berbelok ke kiri, tiba-tiba muncul sepeda motor (A) dari sisi kiri atau sisi dalam belokan. Beruntung apabila mobil (C) melihat ada sepeda motor tersebut di sisi kirinya, jika tidak, maka motor (A) akan terjepit oleh mobil tersebut.
Mengapa bisa terjadi kecelakaan?
Pengemudi mobil (C) yang akan berbelok ke kiri, pertama-tama akan berkonsentrasi melihat ke arah kanan (1) melihat adanya mobil lain dari arah kanan (E), kemudian dia akan melihat mobil dari arah kiri (2) (D) untuk mulai berbelok ke kiri.
Saat seperti itu umumnya pengemudi mobil tidak terpikir untuk melihat sisi kiri mobil apakah aman atau tidak.
Sekalipun melihat spion, umumnya posisi sepeda motor yang menyelip masuk tidak terlihat karena masuk dalam sudut BLIND SPOT (sudut tidak terlihat oleh kaca spion).
Pengendara motor (B) posisinya benar, dia berjalan di belakang mobil yang sedang berbelok, sehingga aman. Pengendara motor (B) pun harus melihat kondisi lalin dari arah kanan, dan mengatur jarak dengan mobil di depannya saat berbelok.
BELOK - 2
Belok 2Sering terjadi juga, saat mobil akan masuk jalur di seberangnya pada suatu pertigaan, sepeda motor yang ikut berbelok dengan arah yang sama mengambil ruang gerak belok mobil. Hal ini sangat berbahaya apabila si pengendara mobil tidak melihat dan menginjak rem saat sepeda motor itu memotong jalur beloknya.
Sebaiknya, pengendara motor menunggu mobil tersebut berbelok pada ruang geraknya dan tidak memotorngnya.

BELOK - 3
Belok 3Pada jalan yang tidak terlalu ramai, sering terjadi motor atau mobil berbelok dengan mengambil jalur arah berlawanan saat memasuki pertigaan atau tikungan.
Untuk itu mobil atau motor yang akan memasuki tikungan atau pertigaan, sempatkan untuk membunyikan klakson atau menyalakan beam (jika malam) agar pengendara lain tau akan ada mobil / motor yang keluar tikungan, sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Sebaiknya tetaplah berjalan di jalur masing-masing. Bayangkan ada garis pembatas jalur (imajiner) yang tidak boleh kita langgar saat berbelok, juga perlu berhenti, sebelum berbelok apabila ada kendaraan lain dari arah berlawanan yang akan lurus (C), sehingga aman.
BELOK - 4
Belok 4Kecelakaan antar sesama sepeda motor sering terjadi saat memasuki suatu tikungan. Ketika salah satu pengendara motor menyusul memasuki tikungan dan mengambil jalur belok sepeda motor di belakangnya, sehingga apabila pengendara yang dibelakang tidak sigap, akan terjadi kecelakaan.
Sebaiknya tetaplah berbelok di jalurnya, bayangkan garis belokan yang akan kita lalui maupun yang akan dilalui oleh pengendara di dekat kita, sehingga kita tidak mengambil atau menyerobot jalur beloknya.

Tetap Fit Selama Berkendara

Sebagai motobiker, sering kali lupa bahwa sehari - hari kita membawa harta yang paing mahal dalam hidup ini. Harta termahal itu bernama kesehatan. Aktifitas riding sceara rutin tentunya akan berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Selain perilaku Safety Riding ada juga tips berkendara yang kali ini tentang pengaruh kesehatan bagi motobikers dan bagaimana cara mengantisipasinya.
Seringkali perjalanan jauh hingga 6 - 8 jam diatas motor membuat kondisi badan seperti "remuk". Memang tidak mudah menuntut kondisi fisik untuk selalu prima, tapi paling tidak motobiker mengetahui bagaimana caranya utnuk mengantisipasi kecelakaan yang diakibatkan menurunnya kesehatan selama berkendara. Tips ini sederhana dan layak dipraktekan. Yuks, dibaca, disimak dan diterapkan.

1. Cegah Kelelahan
Untuk mencegah fatigue atau kelelahan karena melakukan riding rutin harian atau jarak jauh, lakukan pemanasan minimal 2 menit dengan lari - lari kecil untuk melemaskan otot. Tujuannya untuk menghindari rasa pegal - pegal pada bagian pinggang, tangan, kaki dan persendian.
2. Istirahat
Aktifitas riding jarak jauh maksimal 2 jam riding nonstop. Biasakanlah istirahat sejenak dselingi pelemasan, jangan lupa sesuaikan posisi mengendarai motor dengan postur tubuh. Misalnya menyesuaikan posisi stang yang tinggi dan tidak membungkuk, agar dapat membuat posisi riding lebih nyaman. Biasakanlah tidak menekuk punggung selama perjalanan agar tidak cepat lelah.
3. Celana Dalam
Pada saat melakukan aktifitas riding jarak jauh, disarankan tidak memakai celana dalam yang ketat. Tujuannya agar mencegah alergi kulit yang bisa timbul. Pakailah celana hawaii atau celana berbahan katun yang longgar dan fleksibel.
4. Masker
Perhatikan kebersihan hidung, pakailah masker dengan filter udara (jika memakai helm half face) dan selalu bersihkan hidung setiap sesudah riding.
5. Cuci Mata
Cuci mata disini adalah dalam arti yang sebenarnya dan bukan berarti lihat perbelanjaan. Mata akan semakin beresiko kotor jika memakai helm yang memungkinkan udara untuk masuk ke muka. Biasakan bersih - bersih mata dengan boor water atau obat tetes mata secara rutin, paling tidak seminggu sekali, ketika mata perih atau setelah melakukan perjalanan jauh.
6. Perlindungan LeherBiasakan memakai masker atau balaclava yang bisa menutupi leher dan tengkuk yang terbuka antara helm dan jaket. Tujuannya untuk menghindari kotoran berupa debu yang menempel ke leher, jika dibiarkan kotoran tersebut bisa menjadi daki atau alergi kulit lainnya.
7. Keringat dan Jaket
Meskipun hanya duduk diatas motor, badan motobiker pasti berkeringat, apalagi saat melakukan riding jarak jauh. Hal ini bisa menimbulkan gatal dan rasa tidak nyaman. Solusinya, sesuaikan jaket dengan cuaca. Jika cuaca panas, pakailah jaket yang memungkinkan aliran udara masuk agar ada sirkulasi udara. Pada saat mandi bersihkan persendian dan lipatan kulit lainnya secara intensif, untuk mengangkat kotoran dan sisa keringat.
8. Ngantuk kok Riding?
Jangan melakukan aktifitas berkendara langsung, terutama ketika baru bangun tidur, karena kesadaran belum penuh dan panca indra belum siap. Lakukan pemanasan dengan olahraga kecil untuk melenturkan seluruh otot persendian.
9. Maki - maki atau Ngopi?Aktifitas riding rutin setiap hari, pasti banyak menemukan masalah di jalan. Apalgi di Jakarta dan kota - kota besar lainnya, banyak orang yang asal - asalan membawa sepeda motornya. Jangan terpancing emosi, tetap sabar. Kalaupun terpancing emosi dan merasa sebal, luapkan sesekali dengan cara mengumpat dibalik helm. Kalu masih sebal juga, silahkan minggir di tempat yang aman dan teduh, kemudian cari minuman, kopi misalnya untuk menyegarkan tubuh dan pikiran.

S.O.P ( Standard Operating Procedur ) Safety Convoy dan Touring

S.O.P ( Standard Operating Procedur ) Safety Convoy dan Touring, itu adalah prosedur dasar bagi para pengendara motor, baik itu club maupun komunitas motor. Prosedur ini gampang2 susah di terapkan.. tapi demi keamanan dan keselamatan.. prosedur ini harus dipegang teguh dan dijalankan.. prosedur ini berlaku bagi rombongan di atas 10 motor.. dan memiliki petugas2 yang diberikan tanggung jawab untuk pelaksanaannya.. Petugas2 tersebut antara lain..
  • Kapten adalah pengendara sepeda motor yang memimpin perjalanan touring.
  • Voorrijder adalah pengendara sepeda motor yang memimpin barisan konvoi.
  • Safety Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh kapten untuk mengamankan jalur atau jalan yang akan dilalui oleh peserta konvoi
  • Sweaper adalah peserta touring yang ditunjuk, untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan.
  • Technical Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh kapten sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring.
  • Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.
Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang Kapten dan setidak- tidaknya dibantu oleh 1 (satu) orang Voorrijder, 2 (dua) orang Safety Officer, 2 orang Sweaper, 1 orang Technical Officer. Jangan lupa.. Kapten adalah Pimpinan tertinggi dalam satu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring. Setiap perserta Touring.. harus mematuhi peraturan2 yang diberlakukan oleh para petugas, Seperti…
  • Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah ditentukan.
  • Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos lampu merah, berhenti sembarangan, dll.)
  • Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, melukai, meludahi, atau bentuk2 arogansi lainnya)
  • Tidak saling mendahului atau berebut jalan.
  • Tidak melakukan manuver2 atau atraksi2 berbahaya saat touring berlangsung ( lepas tangan, angkat ban, zig –zag, memainkan kenalpot berlebihan, dan aksi2 yang lainnya yang bisa membahayakan pengguna jalan lain dan peserta Touring)
  • Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas, harus masuk dalam barisan konvoi.
  • Tidak menggunakan Sirine dan Klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi Emergency. ( Sirine boleh di gunakan, jika menggunakan pengawalan Kepolisian, Surat Kepolisian, Menyalip Truck dan sejenisnya, Memberikan isyarat Touring dimulai atau memang dalam keadaan darurat.)
  • Memberikan salam penghormatan dangan mengancungkan ibu jari kanan atau kiri atau membunyikan klakson 1 kali kepada polisi yang berugas di jalanan.
  • Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi jalan ( batas maksimal 80 Kpj, untuk luar kota, dalam kota 60 Kpj.)
  • Konvoi selalu diusahakan berada di jalur Kiri.( Dalam kondisi – kondisi tertentu, boleh menggunakan jalur kanan, dengan memperhatikan kondisi sekitarnya )
  • Memberikan isyarat Sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalan lainnya, dan mengucapkan terima kasih dengan mengacungkan Ibu jari kanan atau kiri.
  • Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara.
  • Tidak Egois, pemaaf dan empaty ( mengalah ) terhadap pengendara lain ( pengguna jalan )
  • Selalu menerapkan tata cara berkendara yang aman dan benar.
  • Dapat mempertahankan suasana hati yang Positif
  • Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas Provokasi dari pengendara lain.
  • Dapat mengontrol Emosi yang berubah ubah.
Untuk kenyamanan dan keamanan, semua peserta touring & petugas tanpa terkecuali, harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :
  • Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik.
  • Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik, Ban kendaraan dalam kondisi layak jalan.
  • Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik.
  • Klakson dan Reting ( kanan dan kiri ) berfungsi dengan baik.
  • Memiliki dan membawa surat2 kendaraan serta pengenal diri ( STNK, SIM C, KTP )
  • Tools Kit standard tersedia.
  • Oli, Minyak Rem, Kampas Rem, Rantai, Ban, dalam kondisi layak pakai.
  • Bahan Bakar Full.
Naah.. jika kelengkapan Kendaraan sudah siap.. jangan lupa juga, setiap Peserta dan Petugas harus dalam keadaan Prima.. tidak dalam pengaruh Obat2an dan Alkohol, Serta melengkapi diri minimal dengan kondisi sebagai berikut:
  • Menggunakan Helm Full Face atau Half Face, dengan kondisi yang layak pakai. ( Dilarang menggunakan Helm Topi atau Cetok, atau tidak menggunakan helm sama sekali.)
  • Menggunakan sarung tangan.
  • Menggunakan sepatu
  • Memakai Body Protector, minimal Jaket tebal.
  • Membawa Jas Hujan.
  • Membawa perlengkapan P3K dan Obat2 Kesehatan untuk keperluan Pribadi
Tidak ketinggalan dengan alat bantu Petugas.. harus juga melengkapi diri minimal dengan Kondisi sebagai berikut :
  • Rompi Spotlights ( Warna Cerah atau memantul )
  • Sirine atau Klakson khusus.
  • Strobo / Blitz ( Sebagai tanda bagi pengedara lawan arahnya )
  • RF Communicator
  • Safety Flash Light ( Lampu panjang, yang bisa kedap kedip, biasa di pake Pak Polisi mengatur lalulintas )
Untuk masalah Formasi dalam berkendara saat Konvoi.. Ada 2 Tipe, Formasi 1 & Formasi 2..
  • Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang dengan yrytan Voorrijder di Depan, Para Peserta dan Kapten Konvoi serta Safety Officer, Technical Officer, paling belakang Sweaper. Jarak antar pengendara 1 – 2 Meter. Dengan simbol, mengangkat satu Jari Telunjuk Tangan ke arah Atas.
  • Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang dengan posisi Selang – Seling. Jika jumlah peserta ganjil.. Maka Sweaper berada di belakang tengah barisan. Dengan simbol mengangkat Jari posisi menunjukkan angka 2.
Jangan lupa.. Setiap simbol Formasi yang diacungkan oleh Voorrijder, Harus di ikuti dan memberi tahu para peserta dibelakangnya, dengan simbol yang sama…
formasi
Dibawah ini adalah contoh gambar Isyarat, saat start konvoi, saat konvoi, dan saat convoi berhenti…
ISYARAT DIMULAINYA TOURING
  • Mengancungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai Touring.
  • Isyarat ini diawali oleh Voorrijder, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakandirinya siap memulai Touring.
  • Kondisi siap berangka adalah, perlengkapan pengendara telah selesai dipakai ( sarung tangan, helm, dll ) mesin motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu Hazard atau lampu sign kanan telah menyala.
  • Kapten melakukan Inspeksi hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap ( mengancungkan ibu jari )
  • Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas Touring telah siap, maka Kapten kembali keposisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan kepada Voorrijder dengan tanda mengancungkan ibu jari tangan.
ISYARAT SELAMA TOURING
  • Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa Konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, dan harus diikuti oleh semua peserta Touring.( Gambar 1 )
  • Mengayunkan tangan ke arah bawah, adalah tanda unuk memperlambat kecepatan dan berhati – hati. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, Safety Office serta Sweaper dan harus diikuti oleh peserta Touring.( Gambar 2 )
  • Mengarahkan Tangan ke arah Kanan atau Kiri, adalah tanda bahwa Konvoi berbelok ke arah Kanan atau Kiri. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, dan diikuti oleh peserta Touring ( Gambar 3 )
  • Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk berhenti. Isyarat ini disampaikan oleh Voorrijder, Safety Officer, Sweaper dan diikuti oleh semua peserta Touring. ( Gambar 4 )
  • Menurunkan Kaki Kiri atau Kanan, adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan di sisi Kiri atau di sisi Kanan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Pembatas Jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali oleh Voorrijder dan di ikuti oleh para peserta Touring.(Dilarang memberi tanda ke arah Pengguna jalan lain yang berada di jalur kanan lalu lintas ) Gambar 5.
  • Menurunkan kedua Kaki Kiri dan Kanan adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Polisi Tidur, Perbatasan Jembatan, Rel Kereta Api, dll.( Gambar 6 )